Kamis, 16 Januari 2014

OPTIMALISASI PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI INDONESIA

OPTIMALISASI PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT 
DI INDONESIA

OLEH: HILAL HILMAWAN, S.IP

Idealnya partai politik dalam menjalankan mesin politiknya harus meliputi empat aspek yakni sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik, sarana pendidikan politik dan penyelesaian konflik sosial. Dalam hal ini, Fenomena yang terjadi ternyata banyak partai politik yang tidak lagi menjalankan fungsi partainya secara baik. Hal ini terlihat pada gerakan yang dilakukan oleh partai politik yang terlihat pada saat momentum tertentu saja seperti menjelang pilkadal. Ada beberapa kasus yang sering terlihat diantaranya pertama, Hampir semua partai ketika menjelang pilkadal, baru menjalakan mesin politiknya dengan membuat kegiataan yang sifatnya kurang mendidik masyarakat. Kedua, sering kita melihat dalam pilbup, pilgub, maupun pilpres partai-partai besar mencalonkan kandidat yang bukan kader partai. Ketiga, sering dijumpai kader partai politik yang tidak memahami ideologi partainya. Hal ini merupakan hanya sebagai kecil kasus yang terjadi, memang terlihat sepeleh tetapi sangat fatal dampaknya.
Pada kasus yang pertama, dampak dari kegiatan yang spontan, sangat mempengaruhi sikap masyarakat yang pragmatis. Sikap masyarakat yang pragmatis akan berdampak pada tidak tersaringnya pemimpin yang berkualitas. Sehingga berpengaruh pada pembangunan ekonomi di Indonesia. Kedua, calon kandidat yang bukan kader partai sudah sangat melanggar etika politik partai. Seharusnya pemimpin partai bersikat tegas dengan mengutamakan kader partai. Hal ini merupakan ciri dari krisis kader karena fungsi kaderisasi tidak berjalan dengan baik. Ketiga, banyaknya kader partai yang tidak memahami ideologi partai seharusnya menjadi tamparan keras untuk para pengurus partai politik. Bagaimana bisa loyal pada partai kalo ideologi partai tidak tertanam dengan baik pada kader-kader partai.
Apabila dibandingkan keberadaan partai politik sekarangan dengan tahun 1955 sangat berbeda jauh. Partai pada tahun 1955 memiliki karakter dan ciri pergerakan yang besar. Penanaman ideologi partai sangat diperhatikan sehingga menumbuhkan loyalitas yang kuat pada kader-kadernya. Manfaat dari pergerakan dan program masih bisa dirasakan sampai saat ini. Kelompok tani, pelajar, pemuda, wanita, buruh dan aliran-aliran keagamaan merupakan hasil dari bentukan partai-partai dahulu yang sekarang masih ada dan semakin berkembang keberadaanya.
Adanya Partai politik merupakan sebuah syarat negara demokrasi. Peran partai politik sangat dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat. Saat ini masyarakat merindukan partai politik seperti pada tahun 1955. Optimalisasi fungsi partai sangat menentukan posisi partai dalam masyarakat. Dalam hal ini, masih banyak permasalahan-permasalah dalam sektor politik, sosial, ekonomi dan pendidikan yang belum terselesaikan di Indonesia. Salah satunya dalam pendidikan, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak bisa merasakan bangku sekolah. Hal ini memang kewajiban pemerintah, tetapi partai politik juga memiliki tanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pergerakan partai politik dalam menyelesaikan permasalah pendidikan sangat menentukan posisi partai di dalam masyarakat. Lewat perwakilan partai di lembaga legislatif, kebijakan-kebijakan harus terkonsep sesuai dengan ideologi partai. Dengan demikian, pandangan hidup partai yang tertuang dalam kebijakan (kebijakan yang berpihak pada masyarakat) akan mempengaruhi citra partai dimata masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar